Masyarakat Lebih Menyambut Pilpres Ketimbang Pileg, Ujar Anggota DPR RI Fraksi PKB

by -1387 Views

Anggota DPR RI yang berasal dari Fraksi PKB Dapil Jabar X (Kuningan, Ciamis, Banjar, Pangandaran) menyatakan bahwa saat ini masyarakat lebih merespons Pemilihan Presiden (Pilpres) dibandingkan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg). Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yanuar setelah menjadi pemateri dalam acara Sosialisasi Program Strategis Kementerian ATR/BPN, di Hotel Grand Cordella, Jalan Siliwangi Kuningan, pada Selasa (24/10/2023).

Menurut Yanuar, Pilpres bukan hanya soal politik karena minat masyarakat terhadap Pilpres jauh lebih besar daripada Pileg dan Partai. Dia juga mengungkapkan bahwa di Kuningan, respon masyarakat sangat luar biasa. Ia juga telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak di lapangan, seperti dengan para Kyai, para Ustadz, tokoh pemuda, kaum Ibu, dan bahkan dengan orang yang belum pernah berpolitik.

Yanuar mengatakan, ketika ditanya tentang Pilpres, masih ada respons yang tinggi. Namun, tidak semua orang mau ikut serta dalam Pileg. Namun, animo masyarakat terhadap Pilpres sangat besar.

Selanjutnya, sebagian besar responden yang ditanya tentang pasangan Capres-Cawapres Anies-Imin (Amin) memberikan tanggapan yang sangat positif. Bahkan beberapa komponen yang bertemu dengannya, meminta izin untuk mendirikan relawan Amin. Yanuar mengatakan bahwa itu adalah inisiatif warga dan merupakan satu komunitas yang berinisiatif untuk mengorganisir diri dan menyosialisasikan Capres yang mereka inginkan. Ini dilakukan di luar partai, karena partai memiliki aturan sendiri yang terikat dengan DPP.

Terkait potensi adanya perolehan suara dari NU antara pasangan Anies-Imin dengan Ganjar-Mahfud, Yanuar mengatakan bahwa tidak ada masalah. Karena di kubu PDIP ada Mahfud MD dan di PKB ada Gus Muhaimin. Semua sudah memiliki jejak rekamannya masing-masing dan memiliki pangsa pasarnya masing-masing.

Yanuar menegaskan bahwa NU tidak terpecah, karena Nahdliyin bukanlah satu komunitas yang harus secara resmi mendukung Capres atau Cawapres tertentu. Karena Nahdliyin memiliki kebebasan. Namun, Nahdliyin juga memiliki Pakem atau tradisi yang tidak selalu terlembagakan. Mereka melihat siapa yang bisa mereka percayai untuk memperjuangkan kepentingan mereka di masa depan. Hal ini meliputi memperjuangkan syiar Islam, kesejahteraan warga NU, lembaga pendidikan berbasis pesantren, majelis taklim, dan lain-lain. Selain itu, juga mencakup masalah kesehatan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain.

Orang-orang NU sebagian besar berada di sektor agraris, pertanian, dan perkebunan. Sebagian lagi mengelola lembaga pendidikan. Semua ini sudah diketahui oleh mereka. Siapa yang mengurusinya, apakah Ketua Umum Cak Imin atau Pak Mahfud? Semua sudah tahu dan bisa menjawab. Track record mereka berbeda.

Menanggapi munculnya pasangan Capres-Cawapres lain yang dapat menguntungkan Amin, Yanuar mengatakan bahwa hal tersebut mungkin menjadi ungkapan publik. Namun, itu bukan satu-satunya patokan untuk menentukan kemenangan Pilpres. Setiap pasangan memiliki strategi dan metode masing-masing.