Bagaimana perkembangan rencana pembangunan pabrik gula di Papua?

by -134 Views

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para calon investor yang berminat membangun pabrik gula di Merauke, Papua, untuk bisa mendaftar di Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan). “Aku minta kalau ada investor yang bisa membangun pabrik gula, silahkan daftar di Ditjen Perkebunan,” kata Amran saat ditemui di Kantor Kementan Jakarta, Jumat (1/12/2023). Amran mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyiapkan lahannya. “Kita sinergi dengan kehutanan (KLHK) menyiapkan lahan,” ujarnya.

Sementara itu, Country Head FKS Group Yanuar Samron menyampaikan ketertarikannya untuk bisa bergabung dalam membangun pabrik gula di Merauke yang tengah dicanangkan oleh Kementan. Namun, ia mengaku masih menunggu kejelasan dari pihak pemerintah terkait dengan rencana pembangunan pabrik tersebut. “Ini kan baru wacana yang timbul dalam bulan-bulan ini, November ya kira-kira. Jadi kita masih menunggu kejelasan dari pihak pemerintah, seperti apa yang ditawarkan dan seperti apa program yang akan dijalankan. Jadi masih awal sekali sih, jadi kita masih mempelajarinya terlebih dahulu,” kata Yanuar kepada CNBC Indonesia.

Yanuar menilai pemilihan lokasi pabrik gula di Merauke merupakan langkah yang sudah tepat. Karena menurutnya, secara lokasi dan iklim di Merauke sudah cocok untuk membangun perkebunan tebu. “Secara iklim dan secara lokasi cocok. Memang cocok di situ (Merauke, Papua). Tapi kita pingin tahu ya tipe status tanah tadi, dan seperti apa tipe kerjasama yang di-offer atau ditawarkan,” tuturnya.

Sebelumnya, Amran juga menyebut Papua merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk menggenjot produksi tebu dalam negeri. Selain itu, faktor lahan yang luas juga menjadi pertimbangan pihaknya dalam membangun pabrik gula di ujung timur Indonesia tersebut. “Jadi banyak pertimbangan, ini kan industri besar. Jadi sangat strategis kalau dibangun di Papua,” kata Amran saat ditemui di kantornya, Selasa (7/11/2023).

Adapun nilai investasinya, kata Amran, satu pabrik gula bisa mencapai sekitar Rp2,5 triliun-Rp3 triliun dengan kapasitas produksi sekitar 8.000-12.000 ton cane per day (TCD). “Kalau aku ahli tebu. Jadi 1 pabrik itu (nilai investasinya) Rp2,5 triliun-Rp3 triliun. Tergantung kapasitasnya, biasanya kalau yang kapasitas Rp2,5 triliun-Rp3 triliun itu bisa 8.000-12.000 TCD,” jelasnya.

Amran mengatakan, pabrik gula di Papua ini rencananya akan dibangun di kawasan milik Holding BUMN Pangan, ID Food. Selain itu, pemerintah juga membuka kesempatan untuk pihak swasta yang berminat mengambil proyek pembangunan pabrik gula di daerah Papua tersebut. “Rencananya, kawasannya ID Food. Kemudian nanti diundang swasta siapa yang berminat kita verifikasi. Kalau swasta syaratnya simple, punya uang, bangun. Sudah ada yang mendaftar,” ujar Amran.

Lebih lanjut, Amran berharap kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Brasil dapat terlaksana, sehingga teknologi di pabrik gula tersebut nantinya dapat lebih mumpuni. Karena, katanya, Brasil ahli dalam teknologi produksi gula. “Mudah-mudahan Brasil bisa, kami kemarin minta ke Brasil teknologinya untuk bantu teknologi gula, kan dia ahli, bantu Indonesia, dan dia sanggup, dia sanggupi bahwa kita akan kirim ahli untuk bantu pabrik gula kita,” ucapnya.

Pabrik gula yang akan dibanguna nantinya, lanjut Amran, akan diprioritaskan untuk memproduksi gula, bukan etanol. “Gula dulu kita penuhi. Manakala gula tinggi (harganya), etanol kita tidak buat. (Tapi) manakala harga gula rendah, kita buat etanol supaya pabrik selalu untung,” tuturnya. Amran pun optimistis rencana pembangunan pabrik gula di Papua ini bisa mulai beroperasi dalam waktu 2-3 tahun ke depan. “Mudah-mudahan secepatnya,” pungkas dia.