Mengapa Jokowi Melakukan Penimbunan Stok Beras Impor secara Berlebihan

by -1394 Views

Tahun 2023 menjadi tahun gejolak harga pangan, tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Harga sejumlah bahan pangan cetak rekor, termasuk beras. Tercatat, harga beras secara rata-rata eceran nasional cetak rekor, beras premium tembus Rp15.000 per kg dan beras medium mepet Rp14.000 per kg. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras secara jor-joran tahun ini. Dan kemungkinan akan berlanjut sampai tahun 2024 nanti. Hal itu demi meredam harga beras yang terus menanjak dan mengisi stok cadangan beras pemerintah (CBP). Sebagai informasi, pada Desember 2022, pemerintah telah memerintahkan Bulog mengimpor beras sebanyak 500.000 ton, yang sebagian importasinya baru terlaksana pada awal tahun 2023. Keputusan impor itu dilakukan karena stok beras pemerintah di gudang Bulog yang tak ideal. Lalu, pada periode awal tahun 2023, pemerintah memerintahkan Bulog mengimpor 2 juta ton beras. Kemudian pada Oktober 2023, pemerintah memerintahkan lagi Bulog mengimpor beras sebanyak 1,5 juta ton. Dengan begitu, impor beras tahun ini menjadi 3,5 juta ton jika terealisasi penuh sampai akhir tahun ini. Ini menjadi rekor importasi beras medium yang dilakukan pemerintah.

Beras CBP itu kemudian untuk menjalankan program pemerintah, yaitu bantuan pangan beras 10 kg kepada lebih 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sejak bulan Maret 2023 selama 3 bulan berturut-turut. Kemudian dilanjutkan pada bulan September 2023 hingga akhir tahun, yang kemudian dijadwalkan berlanjut sampai tengah tahun 2024.

Ternyata, kekeringan ekstrem yang dipicu fenomena El Nino jadi salah satu pertimbangan pemerintah menambah kuota impor beras tahun ini. Menurut Jokowi, produksi beras nasional akan berkurang akibat El Nino. Di mana, BMKG telah memprediksi, El Nino masih akan berlangsung sampai tahun 2024 nanti. Karena itu, kata Jokowi, dibutuhkan penambahan stok cadangan beras nasional hingga 1,5 juta ton sampai akhir tahun 2023. Dari posisi stok beras nasional di Perum Bulog saat ini sekitar 1,7 juta ton.

Presiden Jokowi sebelumnya juga menaikkan target stok CBP yang harus dikelola Bulog. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, perintah Presiden itu sebagai persiapan untuk menghadapi kondisi ke depan. Di mana sebelumnya, pemerintah menargetkan stok beras Bulog di akhir tahun tersedia minimal di atas 1 juta ton.

Tak sampai di situ, pemerintah juga telah berencana memerintahkan Bulog mengimpor lagi beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024 nanti.