Menteri Jokowi Ungkap Strategi Anti Kegagalan untuk Indonesia Maju Tahun 2045

by -137 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sudah memiliki rencana untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, visi Indonesia menjadi negara maju akan diwujudkan melalui transformasi ekonomi dan optimalisasi potensi.

Airlangga menyebutkan bahwa reformasi struktural adalah kunci keberhasilan transformasi ekonomi yang berkelanjutan. Dia mengatakan bahwa Indonesia berada di momen krusial untuk mempersiapkan prasyarat demi mencapai target tersebut. Tahun 2023 dan 2024 dianggap sebagai lompatan awal untuk memperkuat fondasi transformasi ekonomi yang akan dilaksanakan pada tahun 2025.

Melalui Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pemerintah telah menyusun tahapan transformasi ekonomi dengan target pertumbuhan ekonomi, peran industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan proporsi jumlah kelas menengah.

Selain transformasi ekonomi, kebijakan juga difokuskan pada optimalisasi potensi, seperti Sumber Daya Manusia (SDM). Airlangga menyebut bahwa faktor SDM merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya saing dan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan tersebut dapat dilakukan melalui reformasi pendidikan dan tenaga kerja.

Pemerintah juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan regulasi dan prosedur dalam kemudahan berusaha sebagai bentuk kesungguhan melakukan reformasi struktural. Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki modal untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, seperti bonus demografi yang akan terjadi dalam 13 tahun ke depan.

Dalam upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam, pemerintah akan melakukan diversifikasi ekspor dan hilirisasi. Proses hilirisasi telah dimulai dengan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dan hilirisasi mineral. Airlangga menyebut bahwa hilirisasi ini merupakan langkah awal menuju ekonomi yang berkelanjutan.

Di tingkat internasional, Indonesia tengah berusaha untuk menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan menjadi negara maju sejajar dengan negara anggota OECD lainnya.

Airlangga optimistis bahwa dengan kondisi fundamental ekonomi yang solid, pemerintah bisa mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Namun, hasil kajian dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyatakan bahwa Indonesia berpotensi gagal menjadi negara maju pada tahun 2045.

Dalam kajian tersebut, Indonesia belum memenuhi syarat dan tidak mencapai tingkat negara berpendapatan tinggi seperti negara China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brazil pada awal mereka masuk dalam kelompok negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan dan tidak melebihi angka 5% per tahun, sedangkan pertumbuhan kredit per tahun tidak pernah mencapai 15%. Rasio pajak terhadap PDB juga rendah, hanya sekitar 9,9% dalam satu dekade terakhir. Kontribusi industri terhadap PDB juga terus merosot hingga saat ini berada di level 18%, sementara tingkat kemiskinan ekstrem masih persisten di level 1,7%.

Dalam hal ini, Teguh Dartanto, Dekan FEB UI, mengungkapkan bahwa pemerintah seharusnya lebih fokus pada pengentasan kemiskinan, menurunkan ketimpangan, dan membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif, bukan hanya terobsesi menjadi negara berpendapatan tinggi.

Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa visi Indonesia Emas 2045 tidak terpengaruh oleh kajian tersebut dan pemerintah tetap optimistis dengan kondisi fundamental ekonomi saat ini.