PLTU Sumsel 8, Pembangkit Listrik Terbesar di Sumsel, Akhirnya Mulai Beroperasi

by -143 Views

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 (2×660 MW) telah mencapai status Commercial Operation Date (COD) alias beroperasi secara komersial. Tanggal COD ditetapkan efektif mulai 7 Oktober 2023 oleh PLN.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengharapkan agar PLTU Mulut Tambang Sumsel-8, atau yang dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang, dapat membawa manfaat bagi ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

“Arsal dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023) mengatakan, “Kami berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, serta menciptakan multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan.”

Ia menjelaskan bahwa PLTU Tanjung Lalang menggunakan teknologi supercritical yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, PLTU Tanjung Lalang juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan, kelistrikan di Sumatera akan semakin andal dengan adanya PLTU MT Sumsel-8.

“Jisman mengatakan, “Kebutuhan listrik di Sumatera terus meningkat. Dengan demikian PLTU MT Sumsel-8 ini memiliki peran penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut.”

PLTU MT Sumsel-8 adalah bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW yang berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pembangkit ini dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dalam kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).

PLTU MT Sumsel-8 menyuplai listrik ke PLN untuk kepentingan umum dalam Sistem Kelistrikan Sumatera dan membutuhkan batu bara hingga 5,4 juta ton per tahun. Nilai investasi proyek PLTU MT Sumsel-8 mencapai US$1,68 miliar.