Pemerintahan Presiden Joe Biden telah menyetujui penjualan darurat hampir 14.000 buah amunisi dan tank senilai lebih dari US$106 juta ke Israel ketika Israel mengintensifkan operasi militernya di Jalur Gaza selatan. Langkah ini dilakukan karena paket bantuan senilai hampir US$106 miliar bagi Ukraina, Israel, dan keamanan nasional lainnya tertunda di Kongres, dan terjebak dalam perdebatan mengenai kebijakan imigrasi AS dan keamanan perbatasan. Beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat telah menyatakan bahwa usulan bantuan Amerika sebesar US$14,3 miliar kepada sekutunya di Timur Tengah bergantung pada langkah-langkah nyata yang dilakukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pemerintahan Netanyahu berjanji akan mengurangi korban sipil di Gaza selama perang dengan Hamas. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya telah memberi tahu Kongres tentang penjualan tersebut pada Jumat malam setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken menetapkan “ada keadaan darurat yang memerlukan penjualan segera” atas persenjataan ini demi kepentingan keamanan nasional AS. Itu berarti pembelian tersebut akan mengabaikan persyaratan peninjauan kongres untuk penjualan peralatan militer asing. Keputusan seperti itu jarang terjadi, namun bukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, ketika pemerintah melihat adanya kebutuhan mendesak akan pengiriman senjata tanpa menunggu persetujuan anggota parlemen. “Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai. Penjualan yang diusulkan ini konsisten dengan tujuan tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri AS. “Israel akan menggunakan peningkatan kemampuan tersebut sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan dalam negerinya,” ungkap pernyataan tersebut. Penjualan tersebut bernilai US$106,5 juta dan mencakup 13.981 120 mm High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose dengan kartrid tangki Tracer serta dukungan teknik, dan logistik dari AS. Perlengkapannya akan berasal dari inventaris Angkatan Darat.