BMKG Ungkap Tanda-tanda Bencana, Ancaman bagi Emas Indonesia

by -170 Views

Perubahan iklim menjadi topik yang juga banyak dibahas di media dan menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial tahun ini. Cuaca ekstrem dan fenomena iklim melanda negara-negara di berbagai belahan bumi, mulai dari hujan disertai banjir bandang, kekeringan dan suhu panas ekstrem, angin puting beliung, hingga semakin cepatnya siklus iklim dan cuaca.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan skenario terburuk yang tengah mengancam dunia, termasuk Indonesia. Yaitu, krisis pangan, yang kemudian bisa memicu terjadinya krisis ekonomi dan politik. Perubahan iklim yang terjadi di dunia memiliki dampak serius bagi perekonomian semua negara, termasuk Indonesia. Organisasi pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), memprediksi ancaman bencana kelaparan yang mengintai dunia bisa terjadi pada tahun 2050.

BMKG telah berulang kali mengingatkan ancaman akibat perubahan iklim yang mengintai bumi. Salah satu dampak perubahan iklim adalah gangguan ketahanan pangan yang dipicu kekeringan ekstrem dan kekurangan air yang terjadi secara global. Badan Meteorologi Dunia, World Meteorological Organization (WMO), mencatat tahun 2023 menjadi tahun penuh rekor temperatur. Situasi ini memicu tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah langka dan menghasilkan apa yang dikenal dengan water hotspot. Dwikorita memperingatkan perlunya aksi mitigasi, sekaligus menggencarkan implementasi strategi mitigasi dan adaptasi di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali.

Pemerintah sedang menyusun Instruksi Presiden (Inpres) kebijakan Indonesia agar rencana pembangunan jangka panjang Indonesia emas berkorelasi dengan kebijakan ketahanan iklim dan bencana. Ditambah, BMKG mendorong para ahli ekonomi dan insinyur yang mendesain infrastruktur mengacu pada pemodelan numerik untuk memvalidasinya dengan perkembangan iklim dan dampaknya. Fenomena iklim global saat ini semakin kompleks, tidak pasti, dan rumit yang berdampak pada kondisi iklim regional dan lokal di Indonesia.

Hasil pengamatan iklim atas suhu rata-rata menunjukkan, suhu pada tahun 1850-1900 masih stabil, tetapi sejak tahun 1950, terjadi kenaikan temperatur secara global. Indonesia masuk kategori wilayah rentan terhadap ketahanan pangan dan masuk ke dalam level di luar moderat. Suhu udara permukaan di Indonesia diproyeksikan akan terus naik di masa yang akan datang. Ini memicu kenaikan suhu global yang telah mencapai kurang lebih 1,2 derajat Celcius dibandingkan sebelum revolusi industri. Alhasil, suhu pada tahun 2023 telah memecahkan rekor tertinggi.

Sumber: CNBC Indonesia