Ahli Menyarankan Solusi untuk Mengatasi Penurunan Produksi Minyak RI

by -174 Views

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat bahwa masalah mendasar yang menyebabkan target produksi minyak tidak tercapai pada tahun 2023 adalah karena hanya mengandalkan dari lapangan-lapangan tua. Ini berarti tren penurunan produksi secara alamiah tidak dapat dihindari.

Komaidi mengatakan bahwa akan sulit bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak jika hanya mengandalkan lapangan-lapangan tua. Kecuali jika dalam waktu dekat ditemukan lapangan minyak baru yang dapat menggantikan produksi yang menurun.

Menurut Komaidi, penurunan produksi migas secara alamiah dari waktu ke waktu pasti akan selalu ada. Oleh karena itu, diperlukan temuan cadangan baru untuk mengkompensasi cadangan yang sudah diproduksikan. Jika tidak ada eksplorasi dan penemuan cadangan baru, produksi minyak tidak akan bisa meningkat dari waktu ke waktu.

Kementerian Keuangan mencatat bahwa produksi minyak Indonesia hanya sebesar 607 ribu barel per hari pada tahun 2023, yang jauh dari target sebesar 660 ribu barel per hari. Begitu juga dengan produksi gas yang hanya mencapai 964 ribu barel oil equivalent per day (BOEPD), di bawah target sebesar 1,1 juta BOEPD.

Di sisi lain, harga minyak mentah dunia tercatat sebesar US$ 78,43 per barel pada tahun 2023, lebih rendah dari asumsi pemerintah sebesar US$ 90 per barel.

Sri Mulyani juga menyatakan bahwa lingkungan global yang melemah dan munculnya alternatif energi terbarukan menjadi faktor tekanan yang sulit untuk diatasi.

Dengan demikian, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi penurunan produksi minyak Indonesia dan meningkatkan eksplorasi cadangan baru untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan.