Jadilah Pendekar – prabowo2024.net

by -197 Views

Sikap-sikap Pemenang
Oleh Prabowo Subianto

“Ajaran utama yang saya terima untuk menjadi pendekar adalah, ‘rame ing gawe, sepi ing pamrih’. Berbuatlah banyak pengabdian, jangan menuntut pamrih. Pendekar sejati berbuat untuk orang banyak, berbuat untuk negaranya, tidak untuk dirinya sendiri. Kemudian semakin berisi semakin menunduk, semakin difitnah semakin memaafkan. Semakin dihujat semakin tenang, bukan semakin marah. Seorang pendekar sejati tak kenal kata dendam. Pendekar sejati harus bisa membela diri, keluarga, lingkungan, dan negara. Bukan mengancam, menindas, atau menyakiti hati orang. Seorang pendekar sejati mengobati yang sakit, bukan menimbulkan kesakitan atau penderitaan. Pendekar sejati berbuat untuk orang banyak, berbuat untuk negaranya, tidak untuk dirinya sendiri. Pendekar sejati tak kenal kata dendam. Pendekar sejati harus bisa membela diri, keluarga, lingkungan, dan negara.”

Sebuah bangsa yang kuat dan besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya sendiri. Ketika membaca bab sebelumnya, mungkin pembaca akan tercengang melihat betapa gagahnya para pendahulu kita. Sejarah Indonesia telah menyaksikan banyaknya pemimpin dan pendekar pembela rakyat dan keadilan, tokoh pejuang yang berani melawan penjajahan dan dominasi bangsa lain. Mereka, para pendekar pembela bangsa Indonesia, adalah tokoh-tokoh yang berani, jujur, dan tanpa pamrih dalam membela keadilan dan kebenaran. Mereka hidupkan sikap pendekar.

Seorang pendekar, saat disebut-sebut dalam fitnah atau kebencian, tidak membalas dengan sikap yang sama. Pendekar tidak membalas fitnah dengan fitnah, tidak membalas kebencian dengan kebencian. Seorang pendekar, semakin yakin benar, semakin menghormati orang lain. Apabila orang lain menghormati kita, kita juga harus menghormati mereka. Sikap demikian adalah sikap pengabdian dan keberanian seorang pendekar.

Kita harus mengutamakan persaudaraan dan persahabatan, sambil tetap militan, patriotik, serta siap menghadapi segala kemungkinan. Seorang pendekar harus memahami apa artinya kekerasan. Jika terpaksa terlibat dalam operasi militer dalam kontak tembak dengan musuh negara, seorang pendekar harus tegar dan selalu memilih jalan yang baik. Menghindari kekerasan sebisa mungkin, menjauhi permusuhan dan kebencian.

Salah satu nilai pendekar yang paling utama adalah keberanian. Kita harus berani menghadapi maut dan risiko, tanpa membawa perasaan benci atau dendam. Dalam pengabdian kepada negara dan bangsa, kita harus mengalahkan perasaan pribadi kita. Sebagai pengajaran, dalam sejarah Jepang, terdapat kisah seorang panglima perang yang terkenal, Toyotomi Hideyoshi, yang selalu mau berunding sebelum memilih jalur perang, berpendapat bahwa kerjasama lebih baik daripada pertempuran yang berujung pada banyak korban.

Sikap ini juga terlihat dalam sejarah Amerika, di mana Abraham Lincoln mengajak lawan-lawannya untuk bersatu dalam kabinetnya, meskipun terdapat ketidaksetujuan di antara mereka. Hal ini menunjukkan sikap kepemimpinan yang sungguh kuat dan diinginkan untuk dikembangkan.

Sikap-sikap pendekar memiliki tempat yang didalam setiap perguruan pencak silat di Indonesia, dan kita juga dapat menemukannya di dalam karya-karya seperti “The Swordless Samurai” karya Kitami Masao dan “Warrior of the Light” karya Paulo Coelho. Termasuk dalam buku “Warrior of the Light”, ada banyak sikap yang merupakan ciri dari seorang pendekar. Seorang pendekar menjauhi jalan yang gelap, penuh dengan kebencian, iri hati, dan kecurangan. Selain itu, seorang pendekar juga harus mampu menerima kenyataan bahwa tidak sempurna, dan tetap mau belajar dan berkembang.

Pendekar kebenaran adalah seorang yang percaya. Karena dia percaya pada keajaiban, keajaiban pun mulai terjadi. Karena dia yakin bahwa pemikirannya dapat mengubah hidupnya, hidupnya pun mulai berubah. Seorang pendekar tidak boleh menundukkan kepalanya.

Dengan demikian, sikap-sikap pendekar bukanlah sikap yang harus kita lupakan di tengah-tengah perkembangan zaman yang terus berubah. Sebaliknya, sikap-sikap ini harus dijunjung tinggi dan dijadikan teladan, agar kita dapat menjadi pemenang sejati dalam hidup ini. Oleh karena itu, marilah kita menjaga dan menghidupkan sikap-sikap pendekar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, dalam pengabdian kepada negara dan bangsa, serta dalam upaya mencapai kejayaan bangsa Indonesia.

Source link