Rusia Campur Tangan Setelah Tentara Israel Tewas

by -186 Views

Eskalasi di wilayah Gaza, Palestina, terus meruncing. Ini disebabkan langkah Israel yang menyerang wilayah itu dengan membabi buta di atas dalih bahwa pihaknya sedang menghancurkan milisi Hamas, yang menyerbu Israel Selatan pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu. Serangan Tel Aviv yang dilakukan dalam skala besar itu kemudian memancing milisi-milisi yang pro Hamas di Timur Tengah seperti Houthi dan Hizbullah untuk bergerak. Ini membuat risiko perluasan perang di kawasan terbuka lebar. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Selasa (23/1/2024):

1. Warga Israel Ngamuk ke Netanyahu
Beberapa warga Israel yang merupakan keluarga dari para sandera yang masih ditawan Hamas di Gaza mendatangi kantor Parlemen Israel, Knesset, Senin (22/1/2024). Mereka melakukan protes sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap penolakan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk berdamai dengan Hamas dan membebaskan sandera. Dalam laporan Al Jazeera, seorang wanita menunjukkan foto tiga anggota keluarganya yang termasuk di antara 253 orang yang ditangkap dalam serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober. Sebanyak 100 sandera dibebaskan selama gencatan senjata seminggu yang disepakati Hamas dan Israel pada bulan November. Namun saat ini, masih ada sekitar 130 warga Israel yang ditawan di Gaza. Netanyahu baru-baru ini menolak untuk membuat kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya berhasil memulangkan sebagian sandera. Ia mengaku penolakan ini disebabkan semakin banyaknya permintaan dari Hamas untuk pembebasan sandera.

2. Pasukan Israel Terbantai
Israel mulai mencatatkan kekalahan terburuknya dalam serangan ke Gaza, Palestina. Pada Selasa (23/1/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut 24 anggotanya tewas dalam sehari. Juru Bicara Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan 21 tentara tewas ketika dua bangunan yang mereka ranjau untuk dibongkar meledak setelah milisi Hamas menembaki tank di dekatnya. Sebelumnya, tiga tentara dilaporkan tewas dalam serangan terpisah di Gaza Selatan.

3. Israel Tembak Tank Sendiri
Kelompok Hamas Palestina mengatakan tentara Israel mengebom tanknya sendiri. Ini terjadi ketika sayap militer Hamas, Brigade Qassam, terlibat pertempuran darat. Dilaporkan unit penyelamat Israel awalnya mencoba membalas serangan Brigade Qassam. Namun hal itu gagal dan disusul rudal angkatan udara Israel mengenainya.

4. Israel-Mesir Terancam Perang
Israel dilaporkan berisiko menyeret negara Arab baru lagi ke dalam perang. Saat ini Israel berencana merebut kembali Koridor Philadelphia, yakni ‘tanah tak bertuan’ yang membentang di sepanjang wilayah selatan Gaza di perbatasan dengan Mesir. Perbatasan sepanjang 14 km tersebut diyakini Israel telah digunakan selama bertahun-tahun oleh kelompok militan di wilayah tersebut. Mulai dari menyelundupkan senjata, teknologi, uang, hingga personel.

5. Pejabat Israel Ungkap Rencana Gencatan Senjata
Seorang pejabat Israel mengatakan mulai muncul inisiasi untuk menawarkan gencatan senjata selama dua bulan kepada Hamas sebagai imbalan atas semua sandera yang ditahan di Gaza.

6. Israel Tawarkan Koridor Aman di Gaza
Dua sumber yang merupakan pejabat Israel memaparkan bahwa Israel telah mengusulkan untuk mengizinkan para pemimpin senior Hamas meninggalkan Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas.

7. Menlu Rusia Turun Tangan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan rekan-rekannya dari Iran, Turki dan Lebanon menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai gejolak yang berkembang di Timur Tengah.

Perlu diketahui, eskalasi di Timur Tengah yang diakibatkan konflik bersenjata antara Israel dan Palestina di Gaza terus menimbulkan efek global. Pasalnya, perang keduanya telah membuat seluruh Timur Tengah, yang merupakan kawasan vital global, bergejolak.

Kelompok Houthi di Yaman baru-baru ini telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas dan Gaza. Di Lebanon, milisi Hizbullah yang didukung Iran telah melancarkan serangan ke Negeri Yahudi tersebut untuk membantu Hamas. Ini menimbulkan kekhawatiran akan perang antara kelompok tersebut dan Israel.