Konflik di Laut Merah Berdampak pada Korban Baru dari Inggris

by -123 Views

Laut Merah yang terus memanas telah membawa dampak kolateral bagi dunia. Perairan ini menjadi jalur pelayaran internasional yang penting. Kelompok Houthi di Yaman terus menyerang kapal-kapal yang terafiliasi Israel, AS, dan Inggris sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina, Hamas, dan warga Gaza.

Gangguan di Laut Merah memaksa banyak kapal logistik untuk memutari Benua Afrika guna mencapai Laut Tengah dan Eropa. Dampaknya terasa di negara Eropa, terutama Inggris. Hal ini mengakibatkan produksi dan investasi pabrik di Inggris dilaporkan memangkas dalam menyikapi meningkatnya ketegangan di Laut Merah.

Kenaikan harga impor dan penundaan ekspor memaksa pemilik pabrik mengurangi produksi selama 11 bulan berturut-turut. Meskipun pertumbuhan ekonomi Inggris cukup signifikan, inflasi di sektor manufaktur kembali terpicu akibat gangguan pasokan di Laut Merah.

Survei menunjukkan bahwa PMI komposit S&P Global/CIPS Inggris naik menjadi 52,5 pada bulan Januari, level tertinggi dalam tujuh bulan. Namun, indeks jasa berada di level 53,8 sedangkan indeks manufaktur 47,3.

Negara lain seperti Malaysia juga merasakan dampak kenaikan biaya pengiriman akibat gangguan di Laut Merah. Biaya pengiriman dari Port Klang ke Rotterdam naik 238% untuk kontainer berukuran 20 kaki, dan 209% untuk kontainer berukuran 40 kaki.

Perusahaan-perusahaan di Jerman juga mengalami dampak serupa. Pabrik baru Tesla di Berlin menangguhkan produksi karena kekurangan komponen dari Asia yang biasanya dikirim melalui Laut Merah dan Terusan Suez. Industri kimia juga terdampak, dengan perusahaan kimia Gechem mengurangi produksi karena tidak dapat memperoleh bahan kimia dari Asia.

Dampak buruk dari keterbatasan transportasi dapat tetap menjadi masalah pada setidaknya paruh pertama tahun 2024. Hal ini mengakibatkan peninjauan sistem kerja dan penurunan produksi di berbagai industri.