Indonesia Terguncang oleh Produksi Minyak yang Menurun dan Serangan Dalam & Luar Negeri

by -123 Views

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengatakan produksi minyak nasional yang terus terpantau turun dari tahun ke tahun dihadapkan dengan berbagai faktor baik dalam dan luar negeri.

Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa saat ini produksi minyak dalam negeri hanya mencapai rata-rata 612 ribu barel per hari. Adapun permasalahan yang dihadapi saat ini dari dalam negeri adalah perihal persoalan teknis dan non teknis.

“Bahkan dengan berbagai persoalan menyangkut sifatnya teknikal maupun non teknikal memang tampaknya berat untuk mencapai target APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang sudah kita tetapkan di APBN tahun 2023,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (7/11/2023).

Adapun Sugeng mengatakan ada pula permasalahan dari luar negeri menyangkut konflik geopolitik yang bisa membuat pasokan energi khususnya minyak dari OPEC dan Rusia terpangkas. Sehingga Indonesia harus bisa bertahan mandiri dalam memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

“Ada perang bagaimana Israel, Palestina, dan Timur Tengah dan juga perang di Ukraina yang juga belum selesai ya. Harga energi terus meningkat dan dipastikan akan terus merambat karena pasokan dari OPEC dan Rusia tuh dipangkas kurang lebih 1,3 juta barel per hari jadi sangat signifikan,” tambahnya.

Selain itu, ada pula Sugeng membeberkan bahwa Arab Saudi tengah memberlakukan kebijakan mengurangi produksi minyak hingga 1 juta barel per hari.

“Demikian juga Rusia memotong produksi minyaknya 300.000 per hari. Ini semua dihadapkan pada konstelasi tadi yang disampaikan politik yang sangat sangat luar biasa ini di Timur Tengah khususnya Israel dan Palestina,” tandasnya.

Perlu diketahui, produksi minyak di Indonesia terpantau terus menurun. Per 5 November 2023, Kementerian ESDM mencatat produksi minyak di Indonesia sebesar 586.110 bph, jauh dari target produksi minyak di tahun 2023 ini sebesar 660.000 bph.

Selain itu, mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga September 2023 produksi minyak mencapai sebesar 608,6 ribu barel per hari (bph). Sedangkan per 31 Oktober 2023 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak 582,69 ribu bph.

Adapun, Kementerian ESDM mengakui tidak mudah untuk mencapai target produksi minyak mentah sebesar 660.000 barel per hari (bph) pada 2023 ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa butuh usaha lebih bagi Indonesia untuk bisa mendongkrak produksi minyak mentah dalam negeri untuk bisa mencapai target produksi sebesar 660.000 bph.

“Ya tidak mudah,” jelas Tutuka saat ditanya perihal kemungkinan tercapainya target produksi minyak di dalam negeri tahun ini, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/11/2023).

Untuk mendongkrak produksi, menurutnya perlu ada terobosan teknologi dan meningkatkan kegiatan eksplorasi.

“Kalau pendapat saya memang harus ada terobosan teknologi yang diterapkan. Nah itu basisnya kembali ke kita harus ke sumuran, detail masuk ke sumuran. Supaya menolong tidak terlalu turun plus eksplorasi yang dilakukan itu yang sekarang ada itu memang sedang dilakukan, mungkin harus sesuai dengan target yang dicanangkan atau lebih cepat. Kalau itu bisa dilakukan, saya kira akan cukup menolong sih,” paparnya.

“Teknologi sumuran kan bisa menaikkan produksi sumur yang bisa menolong supaya nggak terlalu drop, kemudian ya beberapa inovasi teknologi ya saya pahami tapi harus mau dilakukan oleh KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama),” lanjutnya.