Penyebab Penurunan Produksi Minyak RI hingga ke Era 1960

by -275 Views

Produksi minyak nasional hingga saat ini belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada tanggal 4 November 2023, produksi minyak hanya mencapai 571.280 barel per hari (bph). Target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 ditetapkan sebesar 660 ribu bph. Realisasi produksi minyak nasional saat ini bahkan di bawah level produksi pada tahun 1968.

Penurunan produksi minyak nasional ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena produksi migas di Indonesia masih mengandalkan lapangan-lapangan yang sudah berumur tua. Oleh karena itu, kenaikan harga minyak mentah di pasar global tidak akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi. Namun, kenaikan harga minyak dapat membantu dari sisi ekonomi.

Menurut Pri Agung Rakhmanto, Founder & Advisor ReforMiner Institute, peningkatan produksi akan terjadi jika ada investasi dan produksi dari lapangan-lapangan baru yang skala nya besar seperti Blok Cepu atau Rokan. Eksplorasi atau upaya EOR di lapangan-lapangan besar seperti itu harus berhasil terlebih dahulu agar produksi minyak dapat meningkat.

Moshe Rizal, Ketua Komite Investasi Aspermigas, juga mengatakan bahwa penurunan produksi minyak di Indonesia disebabkan oleh mayoritas lapangan migas yang berumur tua. Namun, bukan berarti tidak ada potensi untuk meningkatkan produksi. Potensi migas yang belum dieksplorasi atau diproduksi masih sangat besar, tetapi membutuhkan investasi yang tidak kecil.

Moshe juga menjelaskan bahwa ada dua hal yang dapat mengurangi penurunan produksi minyak nasional. Pertama, optimalisasi produksi yang ada melalui workover wells, peningkatan produktivitas, dan memanfaatkan sumur-sumur yang ditinggalkan dengan re-entry. Kedua, percepatan monetisasi rencana pengembangan lapangan migas melalui implementasi teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru.

Data BP Statistical Review menunjukkan bahwa produksi minyak Indonesia pada 1968 mencapai 599.000 bph sebelum mengalami penurunan secara bertahap setelah tahun tersebut. Sebelum tahun 1968, produksi minyak Indonesia berada pada level 400 ribu barel per hari.

Sumber: CNBC Indonesia